Jumat, 13 Juni 2025

“Mas, kok web saya lambat ya? Padahal templatenya udah saya beli yang paling ringan.” Kalimat itu datang dari salah satu klien saya, Ibu Ren...

Web bisa diakses cepat? Cuan pun berdatangan

“Mas, kok web saya lambat ya? Padahal templatenya udah saya beli yang paling ringan.”

Kalimat itu datang dari salah satu klien saya, Ibu Reni ~ pemilik toko skincare online yang baru pindah ke platform self-hosted WordPress setelah sebelumnya jualan lewat marketplace.
Dari luar, websitenya kelihatan cukup rapi. Warna pastel, layoutnya bersih, tidak ada slider berlebihan. Tapi ketika saya tes pakai Lighthouse, hasilnya bikin saya geleng-geleng:
• LCP: 4.8 detik
• TTI: 6.1 detik
• TBT: 950ms
• CLS: 0.02 (ini aman, btw)
Waktu buka Network tab, dugaan saya langsung terbukti: ada sekitar 12 script pihak ketiga yang diload langsung dari browser. Mulai dari Google Analytics, Meta Pixel, TikTok Ads, WhatsApp plugin, hingga chat pop-up dari Intercom.

google page speed vital rendah


Diagnosis Awal: Browser Kelebihan Beban

Saya bilang ke Bu Reni:
“Ini kayak rumah yang terlalu banyak CCTV dan penjaga, tapi semuanya narik listrik dari stop kontak yang sama. Lama-lama jebol, Bu.”
Semua script itu eksekusinya terjadi di browser pengunjung. Artinya, setiap user harus nunggu semua script itu selesai jalan dulu sebelum halaman bisa interaktif. Padahal banyak user Bu Reni itu dari HP mid-range, yang RAM-nya pas-pasan.

Kenalan Sama Cloudflare Zaraz: Anak Baru yang Serius

Saya pertama kali dengar tentang Zaraz waktu Cloudflare ngerilisnya secara resmi ke publik di Desember 2021, setelah sebelumnya mereka mengakuisisi startup asal Israel bernama Zaraz pada tahun yang sama.
Waktu itu, Cloudflare bikin pengumuman besar: mereka ingin mengubah cara web mengeksekusi third-party tools bukan lagi di browser, tapi di edge network.
Tagline-nya simple tapi ambisius:
“Load third-party tools faster, more securely, and with more control ~ without the bloat.”
Dan lucunya, Zaraz itu awalnya bukan bagian dari Cloudflare. Foundernya, Yair Dovrat dan Rotem Liss, bikin Zaraz karena frustasi lihat website jadi lemot cuma gara-gara tracking pixel dan analytics. Mereka rilis versi awalnya tahun 2020, dan langsung dilirik Cloudflare karena visinya sejalan banget.
Setelah akuisisi, Zaraz jadi bagian resmi dari Cloudflare Workers ecosystem dan sekarang bisa langsung diaktifkan lewat dashboard.

Studi Kasus: Project Bu Reni

Saya langsung kepikiran: “Daripada pakai plugin dan script di front-end, kenapa gak cobain Zaraz aja?”
Langkah-langkahnya:
1. Aktifkan Zaraz di Cloudflare Dashboard
2. Tambahkan semua tools via UI: GA4, Meta Pixel, TikTok, Intercom, dll. Semua tinggal masukin ID, tanpa nulis ulang script.
3. Migrasi beberapa custom event yang sebelumnya di-track pakai GTM ke script kustom di Zaraz (format JSON-based, gampang kok).
4. Disable semua script pihak ketiga di browser, dan pastikan semuanya jalan lewat edge-nya Cloudflare.

Hasil: Lebih Cepat, Lebih Aman, Lebih Tenang

Setelah deploy:
• LCP turun dari 4.8 → 1.8 detik
• TTI turun drastis dari 6.1 → 2.3 detik
• TBT turun dari 950ms → 130ms
• Skor Core Web Vitals hijau semua
• Data analytics tetap utuh, tidak ada kehilangan tracking
Dan yang paling berasa: loading di HP murah jadi jauh lebih mulus. Konversi dari mobile naik 12% dalam 3 minggu. Plus, Bu Reni gak pusing lagi kalau tim marketing minta nambah tools baru, tinggal tambahin dari dashboard Zaraz.

Zaraz Cloudflare


Siapa yang Cocok Pakai Zaraz?

Saat ini, Zaraz sudah dipakai oleh ribuan situs termasuk perusahaan SaaS, e-commerce, media, bahkan situs pemerintah di beberapa negara. Di komunitas developer, Zaraz mulai sering disebut sebagai “GTM alternatif yang lebih ringan dan privat”.

Zaraz Cloudflare


Cocok banget buat:
• Developer yang peduli sama performance
• Marketer yang ingin tracking tanpa ribet
• Web owner yang pengen skor SEO lebih bagus
• Startup yang butuh compliance GDPR/CCPA
• Atau orang kayak saya, yang pengen punya kontrol penuh atas script eksternal

Kita Butuh Web yang Ringan dan Sopan

Kadang kita terlalu gampang bilang “tambahin aja script-nya”, tanpa mikir beban di user. Padahal, mereka lah yang ngerasain lemotnya.
Zaraz ngajarin saya untuk mikir ulang: bisa gak tracking tetap jalan, tapi dengan cara yang lebih ramah?
Dan jawabannya: bisa banget.
Kalau kamu mau coba implementasi Zaraz di proyekmu, atau pengen diskusi lebih lanjut soal edge computing dan performance tuning, feel free buat kontak saya. Bisa lewat email, LinkedIn, atau tinggal reply di comment section.
Let’s build faster, safer, and cleaner websites.

Sumber tulisan

Baca mengenai teknis zaraz di:  https://hilfan.staff.telkomuniversity.ac.id/mengurangi-loading-web-akibat-script-analytics-menggunakan-zaraz-cloudflare/

***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar




Divisi EB, melayani kebutuhan konsumen yang berhubungan dengan bidang Teknologi Informasi. Utamanya adalah memanfaatkan Teknologi informasi yang dimiliki oleh konsumen untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan konsumen itu sendiri. Diharapkan dari adanya layanan ini, perusahaan konsumen bisa lebih maju dan dikenal luas.



Cari Produk
Cari Artikel

Chat us

Jalur Pembayaran

Jalur Pembayaran
PT. MSP menerima pembayaran dari Paypal, BNI, Link Aja, Tunai